CSR Rotte Gelar Diklat Manajemen Masjid


CSR Rotte menggelar Diklat Manajemen Masjid baru-baru ini.
Kamis 27 Oktober 2022 17:24:37 WIB

Rotte Foundation (Yayasan Rotte Indoonesia Mulya) bekerja sama dengan CSR PT. Rotte Ragam Rasa menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Manajemen Masjid dengan tema "Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid" selama dua hari, Sabtu (21/9) dan Minggu (22/9) yang berlangsung di Masjid Raudhatus Shalihin, Jalan Bukit Barisan, Tenayan Raya Pekanbaru.

Dalam kesempatan tersebut, Pembina Yayasan dan CSR Herry Irawan menyampaikan, kegiatan itu sebagai bentuk perhatian dan kepedulian perusahaan (Rotte Bakery) terhadap kegiatan sosial dakwah. Di samping upaya CSR terus bersinergi dengan seluruh mitranya, baik dari unsur pemerintahan, swasta dan pengurus masjid.

"Masjid diharapkan tidak hanya dipakai untuk beribadah dan shalat, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Melalui kegiatan ini, insya Allah akan menambah wawasan peserta bagaimana membangun serta mengelola masjid menjadi lebih baik. Termasuk fungsi masjid sebagai sarana mencerdaskan dan pusat kegiatan umat agar lebih produktif, terutama sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat," ucapnya.

Herry menjelaskan, masjid merupakan basis terkecil yang paling dekat dengan masyarakat muslim. Sejarah mencatat, pada era kejayaan Islam, masjid memiliki peran yang sangat penting dalam peradaban umat Islam. Masjid merupakan pusat intelektualitas, pusat aktivitas sosial dan ekonomi. Melalui pelatihan ini bisa menstimulasi terbangunnya peran dan fungsi masjid secara maksimal.


"Sejalan dengan value misi CSR Rotte yaitu peduli, memberdayakan dan berkolaborasi kami concern pada pengelolaan manajemen masjid yang sudah seharusnya dilakukan secara professional. Keberadaan masjid di tengah masyarakat memiliki makna strategis untuk meningkatkan spiritual, pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat," jelasnya.

Pelatihan ini diikuti 80 peserta perwakilan beberapa masjid yang terdapat di Pekanbaru sekitarnya. Selama pelatihan peserta mendapatkan pemahaman service excellent kepada jamaah, strategi pemberdayaan masjid, manajemen pengelolaan masjid, peran pemerintah dalam memakmurkan masjid sekaligus sebagai pusat ekonomi serta masjid dari sudut pandang wakaf.

Adapun prihal masjid dan kaitannya dengan wakaf, dalam uraiannya Budi Suhari menuturkan, perihal literasi wakaf di tanah air masih kategori rendah. Ia juga menuturkan sejarah wakaf, masjid-masjid yang berdiri megah dari wakaf, jenis dan rukun wakaf, lalu apa dan bagaimana nazhir wakaf serta keutamaan berwakaf.

"Praktik wakaf di tengah masyarakat, sudah dilakukan sejak masa Rasulullah. Wakaf sampai saat ini menjadi sektor yang berkontribusi besar dalam mensejahterakan umat. Hal ini dapat dibuktikan dimana wakaf memiliki peranan yang sangat besar dalam perkembangannya, seperti berkontribusi di bidang pendidikan, pengetahuan, kesehatan, hingga perdaban Islam itu sendiri," terangnya.

Disebutkan, sayangnya preferensi masyarakat terhadap wakaf masih minim. Penelitian Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementerian Agama RI menunjukkan Indeks Literasi Wakaf (ILW) Indonesia masih masuk kategori rendah, yaitu skor 50,48 yang terdiri dari Nilai Literasi Pemahaman Wakaf Dasar sebesar 57,67 serta Nilai Literasi Pemahaman Wakaf Lanjutan sebesar 37,97.

Masjid semestinya menjadi solusi atas persoalan perekonomian umat. Caranya, menjadikan wakaf sebagai instrumen penting memakmurkan masjid di samping zakat dan infak. Zakat dan infak adalah solusi kemiskinan, wakaf solusi kesejahteraan.

Hadir pada kesempatan tersebut Masykur Tarmizi S.Stp, M.Si (Asisten Adm Umum), Dr. H. Arbakmis Lamid SH. MH (Ketua Masjid), Marzali S.Sos (Camat Kulim), Tarjaman S.Sos (Lurah Pematang Kapau), Budi Suhari, S.Pt (BWI Riau), Dr. Marabona Munthe, M.E.Sy ( Ketua DMI Pekanbaru), Perwakilan Kemenag Riau, Muhammad Rusdi Fauzi (Bank Syariah Indonesia) dan MUI Kota Pekanbaru.

Scroll to top